
KEMENTERIAN Komunikasi dan Digital menargetkan Indonesia memiliki 9 juta talenta digital pada 2030 atau bertepatan dengan puncak bonus demografi usia produktif. Target tersebut dicapai melalui program-program pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS) terutama bagi anak-anak muda.
Kementerian Komunikasi dan Digital berkoodinasi dengan perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka seperti Huawei, Microsoft, Google dan Meta dalam merumuskan metode, materi, dan road map dalam penyusunan program tersebut.
“Perusahaan global tech ini nantinya berperan dalam menginformasikan pihak Komdigi mengenai perkembangan yang ada di dunia teknologi dan kondisi lapangan”. ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria pada Forum Talenta Digital Komdigi, Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.
Pada 2030 mendatang Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi, dimana 64 hingga 68 persen atau sekitar 208 juta populasi di Indonesia akan didominasi oleh usia produktif (15-60 tahun).
Sebelumnya Kementerian Komunikasi dan Digital sudah memiliki portal matchmaking yang bernama Diploy.id (Digital Employment) bagi peserta yang telah mengikuti Digital Talent Scholarship. Portal tersebut diharapkan bisa menjembatani peserta dari Digital Talent Scholarship ke dunia industri.
Kementerian Komunikasi dan Digital memahami bahwa kemampuan yang dimiliki oleh generasi muda saat ini belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Inilah yang menjadi tantangan dalam mempersiapkan generasi muda agar dapat siap dalam menghadapi permintaan dan kebuthan pasar teknologi saat ini.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi Boni Pudjianto menyampaikan bahwa untuk mencapai angka 9 juta tersebut bukanlah perkara mudah. Apalagi waktu yang tersisa hanya tinggal 5 tahun lagi. Karena itu Kementerian Komunikasi dan Digital bergerak cepat dan efektif dalam menghadapi tantangan tersebut. “Bukan hal mudah untuk mencapai 600 ribu talenta digital tiap tahunnya selama 5 tahun ke depan.” Ujar Boni.
Nezar juga memberi usulan agar Forum Talenta Digital yang dilaksanakan bersama pihak sertifikasi, pusat pelatihan, dan penyelenggara teknologi pelatihan ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Itu dilakukan agar seluruh pihak terkait dapat terus berdiskusi dan memberikan pandangan terbaru mengenai program pelatihan ini.
“Tujuan dari dilakukannya program ini secara berkala agar kita mendapatkan data dan gambaran besar mengenai program pelatihannya, agar up to date dengan kebutuhan industri supaya supply dan demand-nya ketemu” ujar Nezar.
Program Digital Talent Scholarship (DTS) pertama kali diumumkan Kementerian Komunikasi dan Digital pada 2018 dan dilaksanakan melalui Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Komunikasi dan Digital (BPSDM Komdigi).
Menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Digital, hingga saat ini terdapat sekitar lebih dari 400 ribu peserta yang telah lulus pada periode 2019 hingga 2023. DTS memiliki beberapa tingkatan atau level akademi, diantaranya Fresh Graduate Academy (FGA), Professional Academy (PA), Talent Scouting Academy (TSA), dan Digital Leadership Academy (DLA).
Pilihan Editor: Agar SDM Bertalenta Digital Kembali Terserap
