Gadai BPKB

5160202dddce853a5b200540ed86d0f4

DEN: Family Office Masih Dibahas, Belum Ada Keperluan Anggaran

AA1OApi4

WAKIL Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menegaskan proses pengembangan family office masih dalam tahap pembahasan, perencanaan, dan pengusulan. Sehingga, kata dia, pembahasan family office tidak berkaitan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

“Itu kan, kalau melakukan perencanaan belum ada keperluan anggaran,” kata Mari Pangestu saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025. Dia mengatakan, pemerintah perlu menerbitkan regulasi baru untuk mewujudkan family office. Regulasi inilah yang sedang dibahas oleh DEN.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan tanggapan perihal wacana pengembangan family office yang digagas oleh DEN. Purbaya mempersilakan DEN untuk membangun family office. Namun, dia menegaskan, tidak akan menggunakan APBN untuk membantu membangunnya.

“Saya sudah dengar lama isu (family office) itu, tapi biar saja. Kalau DEN bisa bangun sendiri, ya bangun saja sendiri,” kata Purbaya ketika ditemui di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, pada Senin, 13 Oktober 2025. Dia menyatakan akan fokus memastikan APBN digunakan secara tepat sasaran dan tepat waktu, sehingga tidak ada kebocoran anggaran.

Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu mengatakan bahwa dia tidak terlibat dalam menggodok rencana pembangunan family office. Purbaya juga menyebutkan bahwa dia belum memahami konsep family office secara utuh, sehingga tidak bisa banyak berkomentar.

Wacana penerapan family office digulirkan oleh Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan sejak 2024. Ketika masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut menyebut Indonesia punya peluang mendapat keuntungan dari family office. Family office merupakan lembaga atau entitas yang mengelola kekayaan para individu, dengan menyesuaikan kebutuhan keluarga kaya terhadap pengelolaan yang terarah, efisien, dan berkelanjutan.

Pada Maret 2025, Luhut menyatakan bahwa DEN sedang menyiapkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pusat Keuangan yang dilengkapi dengan family office. Menurut Luhut, kawasan ini akan menjadi pintu masuk bagi dana investasi luar negeri. Luhut mengklaim strategi ini berhasil diimplementasikan di Abu Dhabu, Dubai, Hong Kong, dan Singapura.

Luhut mengatakan, DEN ingin agar pusat keuangan tersebut menjadi kawasan yang nyaman untuk tinggal dan bekerja. “Salah satu lokasi yang kami kaji adalah Bali, yang sudah dikenal sebagai work heaven bagi investor global dan akan menjadi salah satu kandidat wilayah Indonesia Financial Centre (IFC),” kata Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan pada Jumat, 21 Maret 2025.

Pilihan Editor: Untuk Apa DEN Membuat Family Office