PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), emiten terkemuka di sektor infrastruktur telekomunikasi, tengah memantapkan langkahnya untuk melakukan ekspansi signifikan ke ranah bisnis konektivitas nirkabel atau wireless connectivity. Langkah strategis ini diharapkan akan memperkuat posisi INET di pasar.
Perluasan bidang usaha ini akan diwujudkan melalui penambahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 61200, yaitu Aktivitas Komunikasi Tanpa Kabel. Persetujuan untuk penambahan KBLI ini akan dimintakan kepada para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan datang.
Muhammad Arif, Direktur Utama Sinergi Inti Andalan Prima, menjelaskan bahwa perseroan saat ini sedang berbenah dan bersiap untuk kemajuan yang lebih pesat. Berbagai persiapan, mulai dari peningkatan kapabilitas karyawan, penguatan permodalan, hingga penambahan KBLI, dilakukan untuk memenuhi keperluan administratif dalam rangka mengikuti lelang frekuensi 1,4 GHz. Persetujuan penambahan KBLI ini rencananya akan diajukan dalam RUPSLB yang dijadwalkan pada 20 Agustus 2025 mendatang.
Sebelumnya, INET telah menunjukkan komitmennya dalam penyediaan internet berkecepatan tinggi melalui pendirian anak usaha PT Internet Anak Bangsa. Entitas ini berfokus pada pembangunan jaringan Internet FTTH (Fiber To The Home) untuk menghadirkan layanan berkecepatan hingga 100 Mbps dengan harga terjangkau. Inisiatif ini selaras dan akan saling mendukung dengan tujuan utama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam lelang frekuensi 1,4 GHz, yakni untuk mewujudkan Internet murah berkecepatan serupa.
Menurut Arif, ketersediaan Internet murah berkecepatan tinggi akan membawa dampak berganda (multiplier effect) yang signifikan bagi kehidupan sosial masyarakat. Hal ini mencakup peningkatan kualitas pendidikan yang merata berbasis internet, dukungan bagi pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta peningkatan taraf hidup secara keseluruhan. Ia menegaskan bahwa internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau akan menjadi kebutuhan pokok di masa depan, terutama melalui pemanfaatan layanan Internet Broadband Wireless Access pada pita frekuensi 1,4 GHz.
