
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) meraup laba bersih sebesar Rp 5,57 triliun sampai dengan akhir September 2025. Angka ini tumbuh 9,04 persen secara year on year.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan kinerja BSI pada kuartal III 2025 terceminkan melalui beberapa indikator, salah satunya kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK)
“Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja Dana Pihak Ketiga yang tumbuh 15,66 persen menjadi Rp 348 triliun dengan current account savings account (CASA) sebesar Rp 207 triliun,” ucap Anggoro dalam konferensi pers daring pada Rabu, 29 Oktober 2025. Kinerja DPK ini sejalan dengan pertumbuhan aset BSI. Pada September 2025, aset BSI mencapai Rp 417 triliun atau tumbuh 12,37 persen year on year.
Anggoro juga mengatakan intermediasi berjalan dengan baik, dengan total pembiayaan atau kredit pada September 2025 mencapai hampir Rp 301 triliun atau tumbuh 12,65 persen. Kualitas pembiayaan juga terjaga dengan Non-Performing Financing (NPF) Gross sebesar 1,84 persen.
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menambahkan, laba bersih yang melampaui 9 persen mencerminkan laju pertumbuhan yang pesat. Dia menggarisbawahi usia BSI yang belum genap lima tahun sejak diresmikan pada 2021. Selain itu, bank emas BSI juga baru berjalan sekitar 7 bulan sejak mendapat lisensi pada awal tahun ini.
“Profitability ini adalah kombinasi dari pendapatan margin yang semakin baik ditambah dengan fee-based income yang terus meningkat,” ucap Cahyo.
Dia juga menyoroti pertumbuhan DPK BSI yang mencapai 15,66 persen yoy. Menurutnya, hal ini didorong oleh pertumbuhan dana murah berupa tabungan yang tumbuh lebih dari 12 persen. Cahyo pun berpendapat pertumbuhan tabungan tersebut menggambarkan situasi makroekonomi yang semakin membaik.
Pilihan Editor: Janji Kertajati Akankah Bertaji
