Gadai BPKB

94de36ad81163733a3c7e24a4aa110f7

Saham Publik Garuda Berkurang usai Danantara Suntik Modal

AA1RiCFt

WAKIL Direktur PT Garuda Indonesia Tbk Thomas Sugiarto Oentoro mengatakan suntikan modal Rp 23,6 triliun dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) otomatis mengurangi jumlah saham yang dimiliki publik di perseroannya. Thomas mengatakan saham publik turun dari sekitar 27 persen menjadi 7,96 persen. “Karena ada suntikan modal dari Danantara,” katanya dalam paparan publik secara daring, Kamis, 27 November 2025.

Meski turun, Thomas mengatakan jumlah itu masih memenuhi syarat free float Bursa Efek Indonesia. Batas minimum saham yang diperdagangkan ke publik sebesar 7,5 persen. “Ini masih memenuhi ketentuan free float IDX,” katanya.

Berdasarkan daftar pemegang saham emiten berkode GIAA ini di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 27 November 2025, pemegang saham mayoritas Garuda adalah PT Danantara Asset Mangement sebanyak 64,5 persen dan PT Trans Airways 7,9 persen. Sejumlah petinggi Garuda Indonesia seperti Reza Aulia Hakim mengoleksi 16,8 ribu lembar, Dani Haikal Iriawan 19,7 ribu, Mukhtaris 25,4 ribu, Eksitarino Irianto 1,3 juta lembar, dan sejumlah pemegang saham lain. Sementara itu saham masyarakat non-warkat tercatat masih 27,2 persen dan masyarakat warkat 0,251 persen.

Suntikan modal Danantara ke Garuda Indonesia melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau privat placement ini terjadi pada 13 November 2025 dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Modal itu terdiri atas setoran tunai sebesar Rp 17,02 triliun dan konversi utang sebesar Rp 6,65 triliun.

Dari total Rp 23,67 triliun penyertaan modal Danantara, sekitar Rp 8,7 triliun (37 persen) akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, seperti perawatan dan pemeliharaan pesawat. Sementara itu, Rp14,9 triliun (63 persen) dialokasikan untuk mendukung operasional Citilink, yang terdiri atas Rp 11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina untuk periode 2019–2021.

Pilihan Editor: Mengapa Keuangan Garuda Indonesia Boncos Terus