
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga kini belum mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk periode 2026. Adapun pengajuan RKAB tahunan untuk tambang mineral dan batu bara dibuka sejak 1 Oktober dan akan ditutup pada 15 November 2025.
“Sampai sekarang Freeport belum mengajukan revisi RKAB. Kita doakan proses penataan pascalongsor bisa segera diselesaikan,” ujar Bahlil usai membua Minerba Convex di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu, 15 Oktober 2025.
Bahlil mengatakan saat ini kegiatan produksi Freeport di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) belum kembali normal setelah peristiwa longsor yang terjadi pada awal September 2025. Gangguan produksi itu, kata dia, berdampak pada pasokan konsentrat tembaga yang dikirim ke smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur.
“Sudah pasti suplai konsentrat ke smelter berkurang. Kalau suplai belum maksimal, otomatis operasional smelter juga terganggu. Kita tunggu hasil evaluasi teknis dari kejadian di underground (tambang bawah tanah),” ujar Bahlil.
Adapun pengajuan RKAB kini mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2025 tentang tata cara penyusunan, penyampaian, dan persetujuan RKAB, yang diundangkan pada 3 Oktober 2025. Regulasi baru ini mengembalikan periode pengajuan RKAB menjadi satu tahun, dari sebelumnya tiga tahun.
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengatakan masih melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyebab dan dampak longsor tersebut. “Hingga saat ini proses evaluasi masih berjalan, belum ada hasil final,” ujar Tri di JCC Senayan, Rabu, 15 Oktober 2025.
Sebelumnya, Bahlil juga menuturkan bahwa produksi konsentrat Freeport belum pulih sepenuhnya, yang turut memengaruhi pasokan emas untuk PT Aneka Tambang Tbk (Antam). “Produksi konsentrat belum maksimal, sehingga terjadi kekurangan pasokan emas untuk Antam,” kata Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, 14 Oktober 2025.
Ia menjelaskan smelter Freeport di Gresik berperan penting dalam pengolahan konsentrat tembaga menjadi produk turunan, termasuk emas. “Kalau tiga juta ton konsentrat tembaga bisa diolah di smelter, itu bisa menghasilkan 50 sampai 60 ton emas,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan, Kementerian ESDM tengah menyiapkan langkah-langkah agar kebutuhan emas Antam tetap terpenuhi. “Kami sedang mendiskusikan opsi agar pasokan untuk Antam bisa dioptimalkan,” kata Bahlil.
Tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia di GBC mengalami longsor pada 8 September 2025, menewaskan tujuh pekerja dan menghentikan produksi selama hampir satu bulan. Proses pencarian korban berlangsung selama 27 hari sebelum aktivitas tambang dipulihkan secara bertahap.
Pilihan Editor: Bos Danantara Klaim Freeport Sepakati Divestasi Saham
