MENTERI Usaha Mikro Kecil dan Menengah Maman Abdurrahman mengatakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga saat ini telah mencapai Rp 238 triliun atau 83 persen dari target tahun berjalan. Adapun target debitur baru tahun ini sebanyak 2,34 juta penerima.
“Targetnya 60 persen plafon KUR itu harus ke sektor produksi,” kata Maman kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin, 17 November 2025.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan, saat ini kinerja debitur graduasi atau pelaku usaha yang naik kelas dari mikro ke kecil dan dari kecil ke menengah juga melampaui target. Dari target 1,1 hingga 1,2 juta debitur, capaian graduasi menembus 1,3 juta atau 112 persen.
Ia optimistis porsi sektor produksi dapat menyentuh 61 persen pada akhir Desember. Maman juga menyoroti potensi penciptaan lapangan kerja dari KUR yang diperkirakan mencapai 8–11 juta orang.
Namun ia mengakui tantangan masih besar karena mayoritas pekerja UMKM bergerak di sektor informal. Kementerian UMKM sedang menyiapkan program untuk mempercepat peralihan pelaku usaha informal ke sektor formal.
Untuk tahun 2026, pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 320 triliun, dengan alokasi 65 persen untuk sektor produksi, naik 5 persen dari target sebelumnya.
Dalam kesempatan tersebut, Maman mengumumkan perubahan penting terkait akses pembiayaan KUR. Selama ini, debitur hanya bisa mengambil KUR hingga empat kali untuk sektor produksi dan dua kali untuk sektor perdagangan.
Ketentuan tersebut mulai tahun depan akan dihentikan. “Sekarang tidak ada batasan. Pengulangan boleh beberapa kali sampai UMKM benar-benar kuat,” kata dia
Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah akan menyeragamkan suku bunga KUR menjadi 6 persen untuk seluruh pengajuan, baik pertama maupun pengajuan berikutnya.
Sebelumnya, bunga KUR meningkat bertahap, 6 persen pada pengajuan pertama, lalu naik menjadi 7, 8, dan 9 persen pada pengajuan berikutnya. Kebijakan bunga tunggal ini berlaku mulai Januari 2026 sebagai bentuk afirmasi dan stimulus pergerakan ekonomi.
Pilihan Editor: Dampak Surat Berharga Bunga Mengambang bagi Pelaku Pasar