Gadai BPKB

GIIAS 2024: Penyelamat Industri Otomotif di Tengah Resesi?

Jakarta – Antusiasme terhadap mobil listrik semakin terasa, terutama di ajang pameran otomotif bergengsi Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Salah satunya adalah Ayu Anatriera (37), seorang dokter di Jakarta, yang mantap memilih BYD Atto 1 setelah mempertimbangkan berbagai testimoni rekan-rekannya. Ia mencari kendaraan yang affordable, efisien, dan muat di garasi rumahnya, menjatuhkan pilihannya pada merek asal Tiongkok tersebut. Meskipun sudah memiliki mobil bensin, Ayu berencana menggunakan mobil listriknya untuk mobilitas sehari-hari karena bebas aturan ganjil-genap, sementara mobil lamanya akan dipakai untuk perjalanan jarak jauh atau ke luar kota.

Keputusan Ayu untuk membeli BYD Atto 1 diperkuat oleh rekomendasi positif dari lingkaran pertemanannya. Pilihan itu semakin pas karena model tersebut baru saja diluncurkan di GIIAS 2025. Ayu tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melakukan uji kendara di pameran tersebut dan menjadi salah satu pembeli kloter pertama. Ia menuturkan bahwa mobil impiannya itu baru akan tiba pada bulan Oktober mendatang.

Ketertarikan pada mobil listrik tidak hanya dirasakan oleh Ayu. Rahmat Jatiwaluyo (31) dari Tangerang Selatan juga mengaku tergerak untuk segera memiliki kendaraan serupa setelah mengunjungi stan BYD di GIIAS. Rahmat memang datang ke pameran dengan niat mengganti mobil bensinnya dengan Battery Electric Vehicle (BEV).

Bagi Rahmat, alasan utama beralih ke mobil listrik adalah penghematan signifikan pada biaya transportasi. Ia mencontohkan, setiap bulannya ia bisa menghabiskan hingga Rp 2 juta untuk bensin, sementara biaya pengisian daya listrik jauh lebih murah. Selain hemat, keunggulan lain yang menarik perhatian Rahmat adalah kebijakan bebas ganjil-genap dan insentif pembelian mobil listrik yang disediakan pemerintah sejak awal tahun ini.

Saat ini, Rahmat sedang menimbang antara BYD Atto 1 dan Chery TIGGO Cross. Menurutnya, BYD Atto 1 menawarkan harga yang menarik dan reputasi merek yang cukup bagus di kelasnya. BYD Atto 1 sendiri adalah kendaraan BEV dengan rentang harga Rp 195–235 juta, sedangkan Chery TIGGO Cross merupakan Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV) yang dibanderol Rp 319,8 juta.

Pengalaman Rahmat menggunakan motor listrik turut memperkuat keinginannya membeli BEV, membuatnya tidak lagi khawatir mengenai infrastruktur pengisian daya. Ia menjelaskan bahwa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebenarnya banyak tersedia, meskipun jenisnya beragam. Ia berharap ekosistem pengisian daya di masa depan dapat semakin berkembang dan lebih baik.

Dari sisi ekonomi, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menilai GIIAS sangat menjanjikan untuk mendongkrak penjualan mobil. Pameran otomotif ini seringkali menyajikan penawaran menarik berupa potongan harga yang besar, menjadikannya harapan bagi produsen di tengah lesunya pasar.

Nailul menjelaskan ada dua kemungkinan terkait kondisi daya beli masyarakat saat ini. Pertama, masyarakat sengaja menahan pembelian mobil untuk menunggu diskon besar di GIIAS. Sebagai contoh, penjualan mobil di GIIAS tahun lalu melesat hingga 24 persen. Ia berpendapat bahwa peningkatan penjualan mungkin terjadi tahun ini, meskipun tidak setinggi tahun sebelumnya, salah satunya karena bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global. Di sisi lain, kemungkinan kedua adalah daya beli masyarakat yang memang merosot, sehingga meskipun ada diskon besar, minat terhadap mobil baru cenderung rendah dan bisa bergeser ke pasar mobil bekas.