Gadai BPKB

ba1c5fee1b2ddc3423ed3e4dbb93008c

Ekspor barang sektor ekonomi kreatif capai US$ 26,69 miliar

AA1SOZL7

NILAI ekspor barang sektor ekonomi kreatif mencapai US$ 26,69 miliar pada Januari-Oktober 2025. Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengatakan negara tujuan ekspor paling banyak antara lain Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Thailand, dan Uni Emirat Arab.

“Nilai ekspor ini yang dicatat oleh BPS (Badan Pusat Statistik) masih berbentuk fisik, belum termasuk ekspor jasa,” kata Riefky dalam acara Ekraf Annual Report 2025 di Thamrin Nine, Jakarta, 22 Desember 2025.

Pencapaian periode ini 11,96 persen dari total ekspor nonmigas dan lebih tinggi dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 sebesar US$ 26,4 miliar. Riefky mengatakan ekspor barang masih didominasi dari fesyen dan kriya.

Nilai ekspor fesyen dalam 10 bulan terakhir 2025 sebesar US$ 14,86 miliar dan kriya US$ 11,1 miliar. Selanjutnya dari kuliner US$ 645,1 juta, disusul pengembangan gim US$ 54,1 juta, penerbitan US$ 14,4 juta, seni rupa US$ 7,4 juta, fotografi US$ 0,7 juta, dan musik US$ 0,1 juta.

Riefky merincikan, ekspor barang ekonomi kreatif paling besar ke Amerika Serikat dengan nilai US$ 8,32 miliar. Selanjutnya ke Swiss US$ 3,57 miliar, Jepang US$ 1,32 miliar, Thailand US$ 1,23 miliar, Uni Emirat Arab US$ 1,22 miliar, dan negara lain US$ 11,02 miliar. “Hal ini menunjukkan kombinasi pasar utama global dan kawasan,” ujar Riefky.

Ke depan, kata Riefky, pemerintah akan menjadikan Swiss sebagai pusat di pasar Eropa, Thailand untuk di pasar Asia Tenggara, dan Uni Emirat Arab di Timur Tengah. Kementerian Ekonomi Kreatif akan berkomunikasi dengan Bank Indonesia dan BPS agar jasa dalam ekonomi kreatif dapat dimasukkan sebagai ekspor karena menyangkut karya kreatif.

“Ini juga untuk dapat tercatat sebagai peta jalan mendukung sektor ekonomi kreatif yang berbasis digital dan teknologi,” tuturnya.

Pilihan Editor: Alasan Pemerintah Menghentikan Insentif Kendaraan Listrik