Gadai BPKB

fa181e76e03a6ac4161c6577f7fabe36

BI Ingatkan Kenaikan NPL Kredit Konsumsi

AA1rrYuG

BANK Indonesia (BI) mencatat terjadi kenaikan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dari kredit konsumsi. Direktur Kebijakan Makroprudensial BI Irman Robinson menyatakan peningkatan risiko kredit bermasalah terjadi sejalan dengan pelambatan pertumbuhan kredit konsumtif.

Risiko kredit rumah tangga meningkat, khususnya untuk jenis penggunaan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). “Yang mungkin menjadi concern kita bersama adalah tentunya non-performing loan di kredit konsumsi, tadi juga sejalan dengan pelambatan kredit konsumsi, khususnya untuk KPR dan juga KKB,” ucap Irman saat memberikan materi pada pelatihan wartawan di Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat, 24 Oktober 2025.

Menurut dia, tingkat kredit macet masih di bawah angka 5 persen namun menunjukkan peningkatan. “NPL-nya juga kalau kita lihat kredit konsumsi juga memang di bawah 5 persen, tapi trend-nya cenderung meningkat, ini yang perlu jadi perhatian kita bersama,” ujarnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat kredit perbankan pada September 2025 tumbuh 7,70 persen secara tahunan (yoy). Sedikit meningkat dibanding Agustus 2025 yang tumbuh 7,56 persen (yoy).

BI mendorong pertumbuhan kredit perbankan ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Permintaan kredit belum kuat dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih wait and see, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi.

Pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi melambat menjadi masing-masing sebesar 3,37 persen dan 7,42 persen. Sedangkan pertumbuhan kredit investasi meningkat menjadi 15,18 persen.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit sepajang 2025 berada pada batas bawah kisaran 8-11 persen dan akan meningkat pada 2026. BI berjanji terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk meningkatkan pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan serta memperbaiki struktur suku bunga.

Pilihan Editor: Risiko Pelanggaran Independensi Bank Indonesia