
PT Angkasa Pura Aviasi Bandara Internasional Kualanamu menggandeng Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara untuk menangani permasalahan hukum, mendukung operasional, dan pengembangan bandara. Nota kerja sama ditandatangani langsung Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut Harli Siregar dan Acting As President Director PT Angkasa Pura Aviasi Yosrizal Syamsuri di Aula Cipta Kerta, kantor Kejati Sumut.
Harli mengatakan, kerja sama ini memberi pencerahan hukum kepada Angkasa Pura Aviasi, khususnya terkait tugas dan fungsi Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara dalam mendampingi operasional Bandara Kualanamu. Selain itu, untuk memastikan penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) di perusahaan.
“Kolaborasi yang solid antara dua entitas ini, untuk mencapai tata kelola perusahaan yang baik dan mendukung target-target strategis PT Angkasa Pura Aviasi,” katanya.
Yosrizal pun berharap kerja sama yang terjalin tidak hanya menjadi seremoni belaka, tetapi diwujudkan dalam kolaborasi berkelanjutan. Menurutnya, sinergi ini penting untuk meningkatkan pelayanan kebandarudaraan yang optimal bagi seluruh pengguna jasa serta mendukung pengembangan Bandara Kualanamu ke depannya.
“Kerja sama ini menandai langkah awal pembentukan sinergi yang kokoh antara PT Angkasa Pura Aviasi dan Kejaksaan Tinggi Sumut, demi terwujudnya pelayanan kebandarudaraan yang prima dan pengembangan Bandara Kualanamu yang berkelanjutan,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Deliserdang Asri Ludin Tambunan ingin Bandara Internasional Kualanamu memberi manfaat nyata kepada masyarakat. Menurutnya, pengembangan dan perluasan bandara menghadirkan atraksi dan fasilitas baru yang mampu meningkatkan jumlah penumpang, sekaligus memperkuat posisi Deliserdang sebagai daerah yang strategis.
Dia mendukung visi Angkasa Pura Aviasi yang ingin menjadikan Bandara Kualanamu hub internasional wilayah barat Indonesia. Namun menyoroti kondisi penerbangan domestik yang masih mahal dibandingkan penerbangan luar negeri.
“Bandara Kualanamu ini bisa dibilang wajah kami, pemerintah daerah, untuk mengenalkan Deliserdang kepada dunia. Semakin besar Kualanamu, dampaknya kepada daerah semakin terasa,” ujar Asri kepada Yosrizal Syamsuri yang datang ke kantornya pada Selasa pekan lalu.
Deliserdang tengah berbenah untuk menggali dan memperkuat potensi wisata daerah. Namun, kata Asri, pengembangan sektor tersebut butuh kolaborasi dan inovasi bersama, mengingat pemerintah daerah memiliki keterbatasan kewenangan dan infrastruktur.
“Dengan kondisi sekarang, menjual pariwisata tidak mudah. Tapi dengan dukungan dan kolaborasi yang tepat, potensi Deliserdang bisa lebih dikenal, tidak hanya di tingkat lokal,” sebutnya.
Asri berharap Angkasa Pura Aviasi bisa berkolaborasi dengan Pemkab Deliserdang dalam pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) serta promosi produk-produk lokal. Kemitraan akan memberi dampak langsung bagi masyarakat sekitar bandara.
Yosrizal mengatakan, sampai Agustus 2025 (unaudited), trafik penumpang domestik cenderung stagnan, berbeda dengan penerbangan internasional yang terus meningkat sejak 2022. Kondisi ini mendorong pihaknya untuk membuka peluang kerja sama dengan berbagai maskapai baru.
“Terbaru, kami membuka penerbangan langsung Medan-Abu Dhabi bersama Etihad Airways. Kami tengah menjajaki kerja sama dengan maskapai lain,” katanya.
Rencana menjadikan Kualanamu sebagai hub internasional barat Indonesia dengan target melayani 65 juta penumpang per tahun membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah.
“Etihad Airways dan empat influencer internasional akan turun untuk mengeksplor sekaligus mengenalkan potensi wisata Deliserdang dan Medan ke pasar global,” ucapnya.
Pilihan Editor: Mengapa Pemerintah Cabut-Pasang Status Bandara Internasional
