Gadai BPKB

0fa84563b72201ec561c882e7a15e796

Apa Kata Kemlu Cina soal Utang Kereta Cepat Whoosh

AA1P5f0B

PEMERINTAH Cina menyatakan berkomitmen mendukung kelancaran pengoperasian proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh. Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Guo Jiakun di tengah bergulirnya isu restrukturisasi utang proyek kereta ceat yang sedang digodok oleh Danantara.

“Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk terus memfasilitasi pengoperasian kereta cepat Jakarta–Bandung yang berkualitas tinggi, agar proyek ini memainkan peran yang lebih besar dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia serta memperkuat konektivitas kawasan,” kata Guo dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Cina, Jumat, 24 Oktober 2025.

Guo Jiakun mengklaim proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu telah menunjukkan hasil positif sejak mulai beroperasi dua tahun lalu. Ia menyebut, hingga saat ini kereta cepat atau Whoosh telah melayani lebih dari 11,71 juta penumpang dengan tingkat keselamatan dan ketepatan waktu yang tinggi.

Guo menambahkan, proyek ini tidak hanya dilihat dari sisi keuangan atau indikator ekonomi semata, tetapi juga dari dampak sosial dan manfaat jangka panjang. Menurut dia, kehadiran kereta cepat membawa perubahan besar bagi mobilitas masyarakat dan memperkuat konektivitas antara Jakarta dan Bandung.

Sebelumnya, Chief Operating Officer Danantara Indonesia Dony Oskaria mengatakan restrukturisasi utang proyek kereta cepat ditargetkan rampung tahun ini. Negosiasi dengan pihak Cina masih berlangsung, terutama soal jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan denominasi mata uang.

“Poin-poin itu yang sedang kami bahas dalam pertemuan dengan pihak Tiongkok. Pemerintah masih mengkaji semua opsi terbaik untuk restrukturisasi,” ujar Dony kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.

Ia mengatakan, dari sisi operasional, kereta cepat sudah menunjukkan kinerja positif. Berdasarkan perhitungan EBITDA (earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization), proyek ini telah mencatatkan laba operasional, sehingga yang tersisa hanya kewajiban membayar utang masa pembangunan. “KCIC itu tinggal masalah utang pembangunan yang lalu,” ujar Dony.

Sementara itu, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk merumuskan opsi penyelesaian pinjaman secara menyeluruh. “Kami sedang mengevaluasi beberapa skema pembayaran yang memungkinkan, dan memastikan semuanya tidak membebani APBN,” kata Rosan.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya mengatakan pembayaran utang Whoosh tak perlu menggunakan APBN. Dia menyatakan Danantara memiliki cukup uang dari dividen badan usaha milik negara (BUMN) sekitar Rp 90 triliun, sedangkan utang sepur kilat mencapai Rp 2 triliun setiap tahun. Jumlah tersebut dianggap bisa digunakan untuk membayar utang ke China Development Bank yang menjadi kreditor utama saat mendanai proyek ini.

“Itu cukup untuk menutup yang Rp 2 triliun bayar tahunan kereta cepat. Saya yakin uangnya setiap tahun banyak di situ,” kata Purbaya di Wisma Danantara, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

Anastasya Lavenia Yudi dan Han Revanda Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Mengapa Subsidi Energi lewat Bantuan Langsung Tunai Dinilai Tepat