
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan produk tekstil tidak masuk dalam daftar produk Indonesia yang akan mendapatkan fasilitas bebas tarif perdagangan Amerika Serikat. Dalam negosiasi tarif, Indonesia mengajukan sejumlah komoditas unggulan untuk dibebaskan dari tarif impor 19 persen.
Airlangga menyebut produk yang mendapatkan bebas tarif adalah sumber daya alam, seperti kelapa sawit. “Sementara kalau produk manufaktur, dalam tanda petik bukan sumber daya alam,” kata Airlangga kepada media di Pondok Indah Mall, Jakarta, Jumat, 26 Desember 2025.
Mantan Menteri Perindustrian itu menyebut komoditas yang bebas tarif sudah pernah tercantum dalam executive order yang diterbitkan pemerintah AS. Namun, untuk Indonesia akan ada penambahan komoditas. Selain kelapa sawit, produk lainnya yang akan mendapatkan fasilitas bebas tarif adalah kopi, teh, dan kakao.
Sebagai bagian dari negosiasi, pihak AS meminta akses terhadap mineral kritis Indonesia. Airlangga mengungkapkan bahwa Danantara sudah berdiskusi dengan badan ekspor di AS untuk membahas hal itu.
“Sudah ada pembicaraan Danantara dengan badan ekspor di Amerika dan juga ada perusahaan Amerika yang sudah berbicara dengan perusahaan critical mineral di Indonesia. Jadi itu akses terhadap critical mineral yang disediakan oleh pemerintah,” ucap Airlangga.
Pemerintah menargetkan agar dokumen Agreement on Reciprocal Tariff (ART) bisa ditandatangi oleh Presiden Prabowo dan Presiden Trump pada akhir Januari 2026. Menurut Airlangga, kedua negara telah menyepakati konten dari kesepakatan tarif.
Pilihan Editor: Banjir Sumatera Ganjal Target Pertumbuhan Ekonomi
