
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sejumlah langkah yang akan ditempuh untuk mendukung kredit perbankan. Pada November 2025, kredit perbankan tumbuh 7,74 persen year on year.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan lembaganya akan melakukan monitoring implementasi roadmap yang mencantumkan arahan industri perbankan ke depan. Di antaranya adalah Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia (RP2I), Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI), Roadmap Pengembangan dan Penguatan BPR/BPRS (RP2B), dan Roadmap Penguatan Bank Pembangunan Daerah (RPBPD).
Kedua, OJK akan memastikan Peraturan OJK Nomor 19 Tahun 2025 tentang Kemudahan Akses Pembiayaan bagi UMKM diterapkan secara optimal. “Sehingga bank dapat memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada UMKM dengan menerapkan prinsip mudah, tepat, cepat, murah, dan inklusif,” ucap Dian dalam keterangan tertulis, dikutip Ahad, 21 Desember 2025.
Ketiga, OJK akan berkoordinasi dengan berbagai kementerian/lembaga terkait, khususnya Komite Stabilitas Sistem Keuangan dalam rangka memantau dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, menurut Dian, laju pertumbuhan kredit juga sangat bergantung pada faktor eksternal lainnya. “Seperti tingkat permintaan kredit dari dunia usaha, prospek pertumbuhan ekonomi nasional, stabilitas keamanan dan politik, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ucapnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan tumbuh 7,74 persen year on year pada November 2025. Posisi ini meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,36 persen year on year.
Meski demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan permintaan kredit masih belum kuat. “Permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku wait and see dari pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur yang digelar secara daring pada Rabu, 17 Desember 2025.
BI mencatat fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada November 2025 mencapai Rp 2.509,4 triliun atau 23,18 persen dari plafon kredit yang tersedia. Perry mengatakan, dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank tetap memadai.
Pilihan Editor: Mengapa Jumlah Pekerjaan Bergaji Rendah Meningkat
