
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,57 persen pada perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat, 19 Desember 2025. IHSG kini parkir di level 8.569 dengan nilai transaksi Rp 16 triliun.
“Setelah sempat menguat di awal perdagangan, IHSG kehilangan tenaga pada akhir perdagangan sesi I hari ini,” kata Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Desember 2025.
Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan melemahnya IHSG sesi pertama karena saham emiten produsen komoditas logam mulia juga terkoreksi. Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melemah 5,7 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) 2,7 persen, dan PT Timah Tbk (TINS) 2,7 persen. “Mengiringi koreksi yang melanda saham-saham lapis kedua, sehingga semakin membebani IHSG,” katanya.
Sementara itu, seluruh indeks sektoral berada di zona merah, dengan pelemahan terbesar dialami oleh IDX Cyclicals dan IDX Transportation. Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan IHSG ini tak seirama dengan bursa-bursa Asia yang menguat. “Menyambut keputusan Bank of Japan yang mengerek naik suku bunganya sebanyak 25bps,” katanya.
Pada penutupan perdagangan Kamis sore kemarin, IHSG ditutup melemah 59,14 poin atau 0,68 persen ke posisi 8.618,19. Sejalan dengan itu, indeks 45 saham unggulan atau LQ45 turun 0,85 poin atau 0,10 persen ke level 851,72.
Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim menilai pelemahan IHSG antara lain dipicu oleh nilai tukar rupiah yang cenderung melemah dalam beberapa hari terakhir. Padahal, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dipertahankan di level 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu kemarin.
“Meningkatnya ketidakpastian global serta minimnya sentimen positif baru yang kuat, juga mendorong pelemahan indeks,” ujarnya seperti dikutip Antara.
Pilihan Editor: Bisnis yang Tumbuh Saat Pasar Modal Bergejolak. Apa Itu?
