Gadai BPKB

bba182dbd4822d4a1004ce680405abb8

Cerita penyelenggara event soal lesunya festival musik tahun ini

SEJUMLAH penyelenggara festival musik menyatakan 2025 sebagai tahun yang penuh tekanan. Mereka menghadapi berbagai tantangan seperti penjualan tiket yang stagnan atau menurun serta kesulitan menggaet sponsor.

Salah satu pendiri Plainsong Live, Ferry Dermawan, mengatakan kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara kawasan Asia. Plainsong merupakan penyelenggara Joyland Festival, ajang pertunjukan musik tahunan yang menghadirkan musisi lokal maupun mancanegara. Tahun ini, Plainsong memutuskan untuk mengecilkan skala acara menjadi Joyland Sessions.

Ferry telah berkecimpung di industri live event sejak 2009. Ia menyebut setidaknya ada dua tantangan yang dihadapi tahun ini. Pertama, dia tidak berhasil mendapatkan artis internasional yang bisa mengamankan pendapatan acara. Kedua, ketidakpastian sponsor. “Tahun ini paling berat selama kami ada di industri ini,” kata Ferry kepada Tempo pada Senin, 8 Desember 2025.

Tantangan serupa juga dialami oleh penyelenggara Synchronize Fest. Direktur Festival Synchonize Festival David Karto mengatakan sinyal perlembatan telah terlebih dahulu dirasakan oleh penyelenggara acara di Jepang dan Eropa. Ia menilai kondisi yang terjadi di sana sama seperti di Indonesia, yaitu fenomena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) serta daya beli yang menurun. Hal ini, kata dia, turut berdampak terhadap industri ekonomi kreatif.

AA1SmTEwPenampilan grup musik Tokyo Ska Paradise Orchestra dalam Synchronize Fest 2025 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, 5 Oktober 2025. Penampilan Tokyo Ska Paradise berama Elvy Sukaesih menjadi ajang reuni kedua musisi sebelumnya kedua musisi pernah tampil bersama 29 tahun lalu di Jepang. Tempo/Martin Yogi Pardamean

David mengaku hampir putus asa tahun ini. Pasalnya, para sponsor mengambil sikap wait and see. “Sampai Juli, semua proposal yang kami kirim kepada siapa pun dijawab ‘Kami pelajari dulu, terima kasih’, dan tidak ada follow-up,” ujar David kepada Tempo pada Selasa, 9 Desember 2025.

Direktur Komunikasi Synchonize Fest Aldila Karina menambahkan, penjualan tiket tahun ini tidak secepat pada tahun-tahun sebelumnya. Selain karena tekanan daya beli, dia menduga hal itu juga disebabkan oleh perubahan kebiasaan penonton yang membeli tiket mendekati hari-H. Meski begitu, jumlah pengunjung Synchronize Fest tahun ini kurang lebih sama dengan tahun lalu, yaitu sekitar 30 ribu pengunjung.

Dalam laporan Majalah Tempo edisi 14 Desember 2025 berjudul “Festival Musik 2026: Sesak Penonton, Senyap Sponsor”, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan tren konsumsi masyarakat memang berseger ke arah belanja pengalaman atau experience economy. Akan tetapi, pemulihan daya beli tidak merata di semua kelompok pendapatan.

Menurut Josua, kelas menengah-atas tetap menjadi pendorong utama permintaan hiburan, sedangkan kelas menengah inti masih berhati-hati dan cenderung menunda pembelian. Ia memprediksi permintaan terhadap pertunjukan musik tetap tumbuh pada 2026, tapi tidak seagresif dua tahun terakhir. “Preferensi masyarakat berubah, tapi daya beli sebagian segmen belum pulih,” kata Josua kepada Tempo pada Rabu, 10 Desember 2025.

Caesar Akbar berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Mengapa Pengusaha Waswas Menanti Kesepakatan Dagang