
DIREKTUR Utama PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perseroan menargetkan bisa mengaliri listrik ke 5.700 desa. Dari jumlah desa itu, PLN mencatat sudah ada di 1.068 lokasi.
Pada 2025, PLN telah mendapat anggaran dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar Rp 3,6 triliun. “Ini sudah menjadi kesepakatan, arahan Kementerian ESDM untuk segera disambung,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 20 November 2025.
Dalam rapat itu, Darmawan menyinggung Presiden Prabowo Subianto yang ingin seluruh desa di Tanah Air bisa mendapat listrik dalam empat tahun.
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah menargetkan 1.285 desa bisa teraliri listrik hingga akhir 2025. Target ini dijalankan melalui Program Listrik Desa (Lisdes) sebagai upaya mewujudkan pemerataan akses energi bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Target Presiden Prabowo yang kami terjemahkan dalam arah kebijakan adalah penyelesaian pemerataan listrik di seluruh Indonesia pada 2029–2030,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat meninjau progres Program Lisdes di Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, dikutip dari keterangan tertulis, Ahad, 19 Oktober 2025.
Bahlil mengatakan kehadiran listrik di setiap pelosok tanah air merupakan hak dasar warga negara. Karena itu, pemerintah bersama PT PLN (Persero) berkomitmen mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan hingga seluruh desa di Indonesia dapat menikmati penerangan yang layak.
Bahlil menambahkan Presiden Prabowo Subianto menargetkan sebanyak 5.758 desa dan 4.310 dusun di seluruh Indonesia segera terbebas dari kegelapan. Ia mengatakan melistriki daerah terpencil memang tidak selalu menguntungkan secara bisnis bagi PLN. Namun, negara harus hadir untuk memastikan seluruh warga mendapatkan akses energi yang setara.
“Biayanya tinggi, tapi ini adalah bentuk keadilan sosial. Presiden sangat concern (perhatian) agar layanan listrik bisa dirasakan seluruh rakyat Indonesia,” kata Bahlil.
Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Beban Produksi Sawit Menuju B50