
KEMENTERIAN Koordinator Perekonomian merespons isu risiko batalnya kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat. Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menyatakan tak ada masalah spesifik dari negosiasi tarif impor AS yang telah berlangsung sejak Juli 2025 tersebut.
Menurut Haryo, proses negosiasi antara Indonesia dengan negara Abang Sam itu masih berlanjut. “Tidak ada permasalahan spesifik dalam perundingan yang dilakukan, dinamika dalam proses perundingan adalah hal yang wajar,” ucap Haryo lewat pernyataan resmi, Rabu, 10 Desember 2025.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia menaruh harapan besar agar kesepakatan dapat tercapai dalam waktu dekat. Perundingan ditargetkan menghasilkan keuntungan yang adil bagi kedua negara.
Risiko batalnya negosiasi bilateral ramai diberitakan oleh sejumlah media internasional. Seperti dilaporkan The Business Times dan Reuters, ancaman gagalnya negosiasi diungkap salah seorang pejabat Pemerintah AS. Penyebabnya adalah Pemerintah Indonesia dikabarkan menarik kembali beberapa komitmen yang telah disepakati sebagai bagian dari perjanjian.
“Mereka (RI) melanggar kesepakatan yang telah kita sepakati pada Juli,” kata pejabat tersebut. Namun Pejabat AS yang tak ingin diberitakan identitasnya itu tak memberikan rincian tentang komitmen spesifik mana yang dilanggar oleh Indonesia.
Negosiasi antara Indonesia dengan Amerika dimulai setelah AS resmi menetapkan tarif tambahan sebesar 32 persen terhadap barang-barang impor asal Indonesia. Pemerintah Indonesia kemudian gencar melobi agar tarif impor atas sejumlah komoditas asal Tanah Air diturunkan. Bahkan berharap penurunan tarif hingga nol persen untuk beberapa komoditas seperti minyak sawit mentah, kakao, kopi dan karet.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto sempat menyatakan perundingan tarif dagang itu ditargetkan rampung akhir tahun. Negosiasi detail masih berlangsung dalam tahap legal drafting.
Pilihan Editor: Beda Klaim dan Data Impor Beras Tahun Ini