Categories: Finance

PEBS FEB UI: Prinsip Ekonomi Syariah soal Pertumbuhan Berkelanjutan Diuji

KEPALA Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesritas Indonesia (PEBS FEB UI) Rahmatina Awaliah Kasri menggarisbawahi salah satu prinsip ekonomi syariah yaitu pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan. Rahmatina mengatakan prinsip tersebut kini tengah diuji dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar.

Rahmatina menyoroti berbagai kerusakan dan bencana alam yang terjadi di Indonesia yang berakibat dari ulah manusia. Seperti diketahui, sejumlah kota dan kabupaten di Sumatera saat ini tengah dilanda banjir bandang dan tanah longsor.

Menurut Rahmatina, kaidah fikih mengatakan bahwa upaya mencegah kerusakan harus didahulukan daripada mengambil manfaat jangka pendek. “Ini bisa menjadi fondasi etis bahwa pembanguan ekonomi tidak boleh mengorbankan keselamatan masyarakat dan kelestarian alam,” ucapnya dalam acara peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook 2026 di Universitas Indonesia, Depok, Senin, 1 Desember 2025.

Selain pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan, Rahmatina mengingatkan empat prinsip ekonomi syariah lainnya. Keempat prinsip itu adalah kepemilikan yang amanah, berusaha dengan keadilan, bekerja sama dalam kebaikan, serta kebermanfaatan bagi semua.

Bencana ekologis di Sumatera membuat banyak daerah berada dalam situasi darurat. Menurut Direktur Kelompok Studi Pengmebangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Rocky Pasaribu, bencana tersebut merupakan yang terparah selama tiga dekade terakhir.

“Dalam tiga dekade terakhir, inilah bencana dengan dampak terluas dan jumlah kejadian terbanyak dalam satu waktu,” kata Direktur Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Rocky Pasaribu melalui keterangan tertulis, Ahad, 30 Oktober 2025.

Menurut dia, banyak aktivis lingkungan menegaskan bahwa kejadian ini bukanlah bencana alam murni, melainkan bencana ekologis akibat aktivitas manusia. Dugaan itu semakin kuat karena di wilayah-wilayah terdampak, terutama Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, terlihat banyak gelondongan kayu besar terseret banjir.

Sejalan itu, KSPPM melakukan analisis perubahan tutupan lahan di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah sejak 1990 hingga 2024 menggunakan platform mapbiomas.org. Hasilnya menunjukkan penurunan tutupan hutan alam yang sangat signifikan di Tapanuli Selatan.

Menteri Kehutanan Raja Juli sebelumnya berjanji menggunakan bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sebagai bahan introspeksi kementeriannya terhadap pengelolaan hutan dan lingkungan hidup. Dia menyebut peristiwa nahas ini sebagai momentum evaluasi kebijakan, terutama dalam mengantisipasi bencana ekologis merugikan masyarakat.

“Semua mata melihat, semua telinga mendengar, semua kita merasakan apa yang terjadi di daerah tiga provinsi itu. Kami mengatakan duka yang mendalam, tapi ini juga momentum yang baik untuk kita mengevaluasi kebijakan,” kata Raja Juli dalam keterangan tertulisnya pada Ahad, 30 November 2025.

Irsyan Hasyim dan Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Rencana Besar Gurita Bisnis Muhammadiyah

Published by
admin