
MENTERI Pertanian Amran Sulaiman mengatakan musim tanam padi pada 2026 di wilayah terdampak banjir Sumatera tidak akan mengalami kemunduran. “Saya kira tidak karena sekarang kan tidak semuanya rusak,” kata Amran di kantor Kementerian Koordinator Pangan, Senin, 29 Desember 2025.
Amran Sulaiman menyatakan telah menurunkan tim dari Kementerian Pertanian ke lapangan untuk mengecek kerusakan sawah. Amran mengatakan secara total ada sekitar 80 ribu lahan sawah yang terdampak banjir Sumatera. Sementara 11 ribu hektare lahan sawah di antaranya mengalami kerusakan berat atau puso dan akan dibangun kembali.
Adapun laporan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh menyatakan banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat ini berdampak terhadap 89.582 hektare lahan sawah.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Cut Huzaimah mengatakan dinasnya sedang berupaya merehabilitasi lahan yang rusak parah dan mengusahakan bantuan benih bagi petani yang lahannya masih bisa ditanami kembali.
Cut Huzaimah mengatakan data kerusakan ini telah disampaikan kepada Kementerian Pertanian. Ia menyatakan Inspektur Jenderal Kementan telah menerima laporannnya dan mengatakan masalah ini akan menjadi perhatian serius kementerian. Untuk lahan yang masih dapat ditanami, Kementerian Pertanian berencana membantu dengan bantuan benih.
Sementara untuk lahan yang tidak bisa ditanami lagi karena tertutup lumpur, Pemerintah Provinsi Aceh akan mengupayakan program rehabilitasi lahan sawah dampak bencana.
“Untuk lahan yang tidak bisa ditanami lagi, kami sedang mengupayakan untuk rehabilitasi lahan sawah dampak bencana. Di sana ada program itu, yang sekaligus sawah-sawah yang terdampak tsunami dulu,” kata dia dalam keterangan resmi di situs Pemprov Aceh, 22 Desember 2025.
Cut Huzaimah menyebut proses rehabilitasi diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama. Waktunya bergantung pada besarnya dampak bencana.
“Kalau ini kita lihat sudah mirip dengan cetak sawah baru karena dalam keadaan datar semua. Rehab rekon ini butuh waktu enam bulan,“ tutur Cut Huzaimah.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Mengapa Pemerintah Kecolongan Terus Mencegah Kecurangan Distribusi MinyaKita