
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan mengerahkan 30 kapal untuk menyalurkan bantuan bagi korban bencana Sumatera di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bantuan ini merupakan donasi dari berbagai pihak, termasuk sejumlah kementerian dan masyarakat.
“Kami punya 30 kapal, jadi semuanya kami manfaatkan untuk kemudian bergerak menuju ke sana,” kata Trenggono di Pelabuhan Nizam Zachman, Jakarta Utara, Sabtu, 6 Desember 2025. Selain kapal, KKP juga mengerahkan satu pesawat maritime surveillane atau pesawat pengintai untuk bisa menjangkau lokasi terdampak.
Trenggono menyebut Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah enam kali mengirimkan bantuan ke Sumatera. Pengiriman keenam dilakukan pada Sabtu, 6 Desember 2025 dengan bantuan logistik sebanyak 27 ton. Bantuan ini terdiri dari pakaian, makanan siap saji, telur, beras, dan popok.
Menurut Menteri KKP, durasi tempuh dari Jakarta menuju titik pengantaran memakan waktu dua hari. “Jadi ada tiga titik terutama, titik besarnya dulu, itu di Sibolga, Lhokseumawe, kemudian ke Langsa,” ucap Trenggono.
Trenggono menuturkan KKP menggunakan Starlink untuk berkomunikasi dengan satuan tugas yang tersebar di daerah bencana, terutama di lokasi yang komunikasinya masih terputus. KKP juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) dan masyarakat sekitar yang membangun dapur umum untuk mendistribusikan makanan.
Berdasarkan data pada Geoportal Data Bencana Indonesia milik BNPB, per Sabtu pagi, 6 Desember 2025, korban meninggal dunia dari banjir Sumatera ini telah mencapai 883 jiwa. Data yang sama juga mencatat sebanyak 520 jiwa dinyatakan hilang dan korban luka-luka sebanyak 4.200.
Pilihan Editor: Risiko Besar Revisi UU P2SK bagi Bank Indonesia