
PT Hutama Karya (Persero) masih menunggu arahan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara soal penggabungan usaha Badan Usaha Milik Negara Karya.
“Sejauh ini kami hanya terus melakukan konsolidasi,” kata EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Mardiansyah kepada awak media di Jakarta, Jumat, 29 November 2025.
Ada tujuh BUMN Karya yang bakal digabung. Mereka adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT PP (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Selain itu, Mardiansyah mengatakan perseroannya belum mengetahui proses ini membutuhkan waktu berapa lama. Dia mengatakan Hutama Karya menunggu arahan dari Danantara.
Adapun Direktur Utama PT PP Properti Tbk (PPRO) Dyah Rahadyannie mengatakan rencana merger BUMN Karya bagian dari restrukturisasi. Dyah mengatakan perseroan sebagai entitas anak dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menjalankan penyesuaian internal untuk menyesuaikan terhadap arah kebijakan pemegang saham.
“PPRO memandang Program Danantara sebagai bagian dari agenda restrukturisasi BUMN Karya yang bertujuan memperkuat fundamental industri konstruksi secara keseluruhan,” katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 28 November 2025.
Secara strategis, Dyah mengatakan PPRO berfokus pada penataan portofolio proyek agar perseroan memiliki fokus kuat pada segmen dengan perputaran arus kas cepat dan capex yang efektif. Dia mencontohkan penataan portofolio ini seperti proyek landed house.
Selain itu, PPRO ingin meningkatkan efisiensi operasional dan pengendalian biaya. Menurut Dyah, langkah ini untuk memastikan kinerja perseroan lebih sehat dalam jangka menengah.
Dengan langkah ini, kata Dyah, perubahan restrukturisasi di level BUMN Karya bisa berjalan baik. Dia berharap langkah ini juga meningkatkan nilai bagi seluruh stakeholder.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Muhammad Hanugroho mengatakan proses penggabungan BUMN Karya masih berlangsung. Sembari menunggu, Hanugroho mengatakan Waskita Karya fokus mempercepat divestasi untuk menekan beban utang dan cosf of fund tinggi. “Sambil menjaga dukungan berkelanjutan selama proses integrasi dengan Danantara dan BP BUMN,” katanya dalam paparan publiknya di Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin, 10 November 2025.
Hanugroho mengatakan merger BUMN Karya ditargetkan rampung pada 2026. Penggabungan ini meliputi penyatuan aset, sumber daya manusia, dan kepatuhan.
Berbeda dari BUMN Karya lain, Hanugroho mengatakan, Waskita sebagian besar dibiayai secara komersial. Karena itu, disiplin finansial menjadi kunci perseroannya. Prioritas divestasi Waskita saat ini proyek KLBM (Krian-Legundi-Bunder-Manyar) dan Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) .
Di sisi lain, Hanugroho menambahkan, Waskita Karya terus menjaga ekuitas agar tidak negatif melalui mitigasi risiko dan keterlambatan divestasi. “Serta mengoptimalkan piutang dari anak usaha untuk memperkuat kas dan kepercayaan kreditur,” katanya.
Pilihan Editor: Skema Penyelamatan BUMN Karya lewat Danantara