Gadai BPKB

BIPI, BUVA, BBHI UMA: Peluang atau Jebakan? Analisis Harga Saham

Gadai BPKB JAKARTA.

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memasukkan tiga emiten ke dalam radar pengawasannya terkait aktivitas pasar yang tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA). Emiten-emiten yang dimaksud adalah PT Astrindo Nusantara Infrastructure Tbk (BIPI), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).

Khusus untuk saham BIPI, BEI mengidentifikasi adanya pola transaksi yang tidak wajar. Ini bukan kali pertama BIPI menjadi perhatian bursa; sebelumnya, pengumuman UMA serupa telah dikeluarkan pada 25 April 2025 lalu. Sementara itu, saham BUVA dan BBHI sama-sama menarik perhatian BEI karena mengalami peningkatan harga yang di luar kebiasaan. Saham BUVA juga telah beberapa kali tercatat dalam radar UMA, dengan pengumuman sebelumnya pada 12 Februari 2025. Di sisi lain, BBHI pada 14 Juli 2025 sempat menyampaikan keterbukaan informasi kepada BEI untuk menjelaskan volatilitas transaksinya yang signifikan.

IHSG Melemah ke 7.575,9 di Pagi Ini (29/7), ADMR, BBNI, MAPA Jadi Top Losers LQ45

Menanggapi hal ini, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menegaskan bahwa “Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.” Pernyataan ini disampaikan dalam pengumumannya pada Senin (28/7), memberikan konteks bahwa UMA adalah sinyal peringatan dini bagi investor untuk lebih cermat dalam memperhatikan pergerakan saham.

Pergerakan saham ketiga emiten ini terpantau bervariasi pada perdagangan Selasa (29/7) hingga pukul 10.43 WIB. Saham BIPI, yang bergerak di bidang jasa infrastruktur pertambangan batubara dan migas, tercatat berada di level Rp 91 per saham, tidak berubah dari harga penutupan hari sebelumnya. Meski demikian, sepanjang hampir dua jam perdagangan pagi ini, saham BIPI sempat menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi sebelum akhirnya kembali ke posisi awal.

Berbeda dengan BIPI, saham BUVA menunjukkan kinerja yang impresif. Emiten pengembang properti yang berfokus pada bangunan hotel dan resor ini melesat tajam 11,73% ke level Rp 199 per saham pada waktu yang sama. Sebaliknya, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), bank digital yang dikendalikan oleh PT Mega Corpora (perusahaan yang juga menjadi pengendali PT Bank Mega Tbk/MEGA), justru mengalami koreksi. Harga saham BBHI anjlok 3,21% ke level Rp 1.355 per saham, mencerminkan gejolak yang masih menyelimuti pergerakan sahamnya di pasar modal.

BBHI Chart by TradingView