Gadai BPKB

BI Optimis Ekonomi Tumbuh: Strategi Jitu Meski Target di Bawah 5%

JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memberikan tanggapan terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 yang dirilis oleh Kantor Riset Ekonomi Makro ASEAN Plus Tiga (AMRO). Proyeksi AMRO yang menempatkan pertumbuhan di bawah lima persen dihormati oleh BI, meskipun bank sentral tersebut memiliki perhitungan dan asumsi tersendiri yang berbeda.

Pimpinan Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter (DKEM) BI, Firman Mochtar, menjelaskan bahwa Bank Indonesia memiliki estimasi sendiri untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Mereka pasang di bawah lima persen, ya tidak apa-apa. Mereka punya asumsi-asumsi. Kami juga punya asumsi yang menempatkan proyeksi kami pada level 4,6 persen sampai 5,4 persen,” ujar Firman dalam sebuah taklimat media di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, pada Kamis (24/7/2025), dalam acara bertajuk Mempertahankan Stabilitas, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi.

Firman melanjutkan, Bank Indonesia secara konsisten berupaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya ini direalisasikan melalui strategi pelonggaran kebijakan moneter dan dukungan kebijakan likuiditas makroprudensial. Langkah proaktif ini diambil untuk menstimulasi permintaan domestik di tengah tantangan global yang masih membayangi. Ia menegaskan komitmen BI untuk mendorong pertumbuhan semaksimal mungkin melalui instrumen kebijakan tersebut.

Dalam kerangka kebijakan makroekonomi, Bank Indonesia senantiasa mempertimbangkan tiga indikator krusial: pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas nilai tukar. Firman menyebut bahwa inflasi saat ini berada dalam kondisi terkendali dan bahkan diyakini berpotensi turun lebih lanjut hingga di bawah 2,5 persen di masa mendatang. Target inflasi BI sendiri ditetapkan pada kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen.

Kestabilan nilai tukar rupiah juga menjadi fondasi penting bagi BI dalam mempertimbangkan ruang bagi pelonggaran kebijakan lanjutan, termasuk potensi penurunan suku bunga. Namun, Firman menegaskan bahwa setiap upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tidak akan dilakukan dengan mengorbankan stabilitas makroekonomi. “Seandainya kami dorong lagi dengan menurunkan bunga dan pertumbuhan ekonominya naik lebih tinggi, tapi inflasinya masih di dalam koridor, berarti ada ruang untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mengganggu stabilitas,” jelasnya.

Firman memastikan bahwa Bank Indonesia akan terus memantau dengan cermat perkembangan ekonomi, baik di tingkat global maupun domestik, untuk merumuskan langkah kebijakan berikutnya. Komitmen BI adalah untuk terus mencermati ruang pelonggaran kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, sambil tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi agar tetap sesuai target yang telah ditetapkan.