Sekitar 95 persen dari total perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bisnis keluarga, menunjukkan dominasi signifikan entitas-entitas ini dalam lanskap ekonomi nasional. Kontribusi mereka tidak main-main, mencapai hampir 53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Fakta penting ini diungkapkan oleh Harapman Kasan, Direktur Wholesale Banking Bank UOB Indonesia, yang turut menyoroti dinamika komunitas bisnis keluarga di Tanah Air.
Harapman Kasan menggarisbawahi bahwa Indonesia memiliki komunitas bisnis keluarga yang sangat dinamis, di mana banyak di antaranya kini dipimpin oleh generasi baru. Para pemimpin muda ini, menurut Harapman, cenderung berpikiran terbuka, visioner, dan memiliki orientasi global yang kuat. Perkembangan ini menandai era baru bagi perusahaan keluarga yang siap menghadapi tantangan dan peluang di kancah internasional.
Sebagai lembaga perbankan yang menjadikan bisnis keluarga sebagai basis nasabahnya, UOB Indonesia secara proaktif mendukung para pemimpin generasi penerus. Dukungan ini diwujudkan dengan menyediakan wadah bagi mereka untuk bertukar ide, memperluas wawasan, serta membangun warisan bisnis yang berkelanjutan tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga regional. Komitmen ini selaras dengan visi UOB untuk tumbuh bersama nasabah.
Untuk merealisasikan dukungan tersebut, UOB Indonesia meluncurkan program The Business Circle pada Kamis (24/7/2025) di kawasan Jakarta Selatan. Program ini dirancang khusus untuk mendampingi bisnis keluarga di seluruh Indonesia. Harapman menjelaskan, “Sebagai bank komersial, nasabah kita ini pada umumnya adalah family business owner, apalagi di space commercial banking dengan national banking, nah jadi kita melihat bank kita itu akan tumbuh kalau nasabah kita itu terus tumbuh.” Peluncuran di Indonesia ini merupakan ekspansi program yang sebelumnya telah sukses diperkenalkan di Singapura pada tahun 2019, kemudian disusul Thailand dan Malaysia.
Program The Business Circle mencakup serangkaian kegiatan komprehensif, mulai dari forum diskusi interaktif, kunjungan pasar strategis, hingga sesi berbagi pengetahuan tentang isu-isu krusial. Isu-isu yang dibahas meliputi perencanaan suksesi, transformasi digital, adopsi kecerdasan buatan (AI), hingga keberlanjutan bisnis. Semua aspek ini dirancang untuk membekali peserta dalam memperkuat strategi pertumbuhan berkelanjutan dan memicu kolaborasi lintas negara.
Saat ini, komunitas The Business Circle telah berhasil menjangkau lebih dari 1.000 anggota di seluruh kawasan. Pada tahun 2024 saja, UOB telah memfasilitasi sekitar 330 perusahaan untuk mengeksplorasi peluang bisnis yang menjanjikan di pasar Asia Tenggara (ASEAN) serta membangun jaringan dan koneksi baru yang berharga.
Data dari UOB Business Outlook Study (SMEs and Large Enterprises) 2025 memperkuat tren ini, menunjukkan bahwa lebih dari 76 persen pemimpin bisnis di Indonesia adalah pengambil keputusan dari generasi penerus. Mereka merupakan motor utama transformasi bisnis melalui digitalisasi, praktik keberlanjutan, dan ekspansi regional. Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa hampir 76 persen dari mereka berencana untuk memperluas bisnis ke luar negeri, seiring dengan peningkatan adopsi teknologi seperti cloud computing (51 persen) dan blockchain (41 persen). Ini menandakan kesiapan bisnis keluarga di Indonesia untuk bersaing dan berkembang di pasar global.