
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan stok Liquefied Petroleum Gas (LPG) aman hingga puncak Natal di tanggal 25 Desember 2025 dan pergantian tahun ke 1 Januari 2026. Saat ini jumlah LPG tercatat sebanyak 314.394 metrik ton.
“LPG kita sampai dengan hari ini stok cadangan nasional kita adalah 12,17 hari (12 hari 4 jam),” katanya dalam konferensi pers di Kementerian ESDM pada Jumat, 19 Desember 2025.
Dalam pemaparannya, target penyaluran LPG sebanyak 25.832 metrik ton per hari. Pendistribusian kepada masyarakat tetap melibatkan PT Pertamina (Persero) yang sekaligus sebagai produsen.
Meski demikian, Bahlil menyatakan masih ada kendala di sejumlah wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Sumatera. Salah satunya distribusi ke Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang juga terdampak dan perlahan membaik.
“Di Aceh, BBM (Bahan Bakar Minyak) sama LPG (Liquefied Petroleum Gas) beberapa tempat sudah normal, terkecuali daerah-daerah yang memang aksesnya masih susah untuk kita masuk,” ucapnya.
Bahlil mengatakan bantuan masih menggunakan helikopter dan pesawat Hercules seperti di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Pasalnya, akses jalannya belum cukup lebar sehingga tak mudah dilalui kendaraan.
“Ini salah satu kami mengalami kendala nanti pada saat Nataru,” tuturnya.
Sebelumnya, PT Pertamina telah melakukan operasi pasar LPG 3 kilogram di sejumlah wilayah Aceh. Sebanyak 20 ribu lebih tabung telah didistribusikan sejak tanggal 6-18 Desember 2025.
Operasi pasar LPG 3 kilogram menyasar ke beberapa titik di Provinsi Aceh, mulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, bahkan hingga Aceh Tamiang dan wilayah-wilayah lain. Langkah ini melibatkan pemerintah daerah setempat untuk menjangkau seluruh masyarakat dan upaya pemerataan pasokan elpiji.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengatakan operasi dilakukan secara perlahan agar meredakan panic buying dari masyarakat dan mencegah spekulan yang memanfaatkan momentum banjir Sumatera untuk mencari keuntungan lebih, melakukan penimbunan LPG, serta memanfaatkan kesempatan yang tidak baik lainnya.
“Pertamina berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah mendukung dari proses operasi pasar sejak pertama yakni tanggal 6 hingga 18 Desember, telah mengawal langsung menjangkau puluhan titik di Banda Aceh dan Aceh Besar,” tuturnya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 19 Desember 2025.
Dalam operasi pasar di Aceh Tamiang, Pertamina menyediakan 560 tabung elpiji 3 kilogram dengan harga sebesar Rp 18 ribu per tabung, sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di sana. Operasi ini sekaligus mengantisipasi lonjakan harga gas untuk rumah tangga yang bisa tembus Rp 50 ribu per tabung gas 3 kilogram.
Pilihan Editor: Beban Berat Subsidi Energi